Minggu, 28 November 2010

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN ’Pengaruh Medan Listrik Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung’

DISUSUN OLEH :

AYU ATIKA ♥

LABORATORIUM EKOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2010

♥♥♥
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Semua unsur yang ada di bumi tersusun semata-mata dari atom. Setiap atom terdiri dari inti dan elektron yang bergerak mengelilingi inti. Di samping mengorbit inti, elektron melakukan gerakan spin pada sumbunya. Akibat gerakan elektron ini, maka dalam atom timbul medan magnet dan medan listrik. Medan magnet akibat orbit dan spin elektron ini dapat dipadu seperti perpaduan vektor. Dan hasil perpaduannya disebut resultan medan magnet atomis (Udin 2006: 19).
Selama hidupnya tumbuhan mengalami dua macam pertumbuhan, yaitu pertumbuhan primer dan sekunder. Pertumbuhan primer adalah pertambahan substansi sel pada jaringan meristem primer, seperti ujung batang dan ujung akar yang mengakibatkan pertumbuhan memanjang. Pertumbuhan sekunder adalah pertambahan substansi sel pada jaringan meristem sekunder, yaitu kambium yang mengakibatkan pertumbuhan membesar pada batang (Kimball 2003: 339).
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai suatu pertambahan ukuran, berat atau jumlah sel. Ukurannya untuk tanaman sebagai indicator pertumbuhan dapat dilihat secara satu dimensi, misalnya dengan mengukur tinggi dari tanaman dan dua dimensi misalnya dengan mengukur akar dan pertumbuhan tanaman ini dipengaruhi oleh suhu, cahaya serta kelembaban. Selain pertumbuhan dan perkembangan tanaman itu akan membentuk bermacam-macam organ. Secara umum, organ tanaman terdiri dari organ vegetative dan organ generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatf ( Lakitan 1995 : 43 )
Pengaruh medan listrik yang ada di dalam alam semesta dibedakan ke dalam unsur yang lebih memiliki sifat dielektrik yang permanen, sementara dan diamagnetik, termasuk unsur-unsur hara penyusun jaringan tumbuhan dan berbagai senyawa organik tumbuhan dalam sitoplasma. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut. Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embrio (Salisbury 1995 : 152)
Sebutir biji matang terbungkus oleh lapisan pelindung, yaitu testa yang pada permukaannya ditemukan satu lubang kecil, mikrofil dan satu lempeng atau scar, hillum yang menandai tempat menempelnya biji pada plasenta di dinding buah. Di dalam testa terdapat satu tumbuhan embrio dan cadangan makanan yang tersimpan , baik di luar embrio sebagai endosperma maupun lebih umum di dalam embrio itu sendiri pada sekeping biji. Jika biji terlempar dari tumbuhan induknya, embrio merupakan tumbuhan kecil dengan ujung akar dan ujung pucuknya. Embrio tumbuhan dikotil tersusun atas akar-akar muda atau radikula, calon pucuk tanaman atau pulmula, dan daun biji atau kotiledon dan poros embrio yang karena terdapat di bawah garis tempat kotiledon menempel disebut dengan hipokotil (Loveless 1995: 168).
Perlakuan paparan medan magnet akibat arus listrik yang berbeda-beda berpengaruh secara nyata terhadap luas daun tanaman, misalnya pada tanaman Caisim pada minggu ke dua sampai dengan minggu ke tiga. Luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Semakin besar paparan medan magnet yang dikenakan pada tanaman caisim tersebut menyebabkan semakin tidak sempurnanya proses fotosintesis yang terjadi. Hal ini menyebabkan semakin berkurangnya fotosintat yang terbentuk. Pembentukan fotosintat yang lambat ini menyebabkan kecepatan pembentukan organ-organ tanaman seperti kandungan klorofil pada daun Caisim tersebut semakin lambat sehingga perubahan luas daunnya pun menjadi semakin mengecil (Budarsa 2009: 121-122).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh medan listrik terhadap pertumbuhan tanaman jagung.


♥♥♥
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perkecambahan suatu tumbuhan merupakan suatu proses pertumbuhan dari suatu biji setelah mengalami masa dormansi. Pada kondisi lingkungan yang memungkinkan dan ketersediaan air di lingkungan sekitar benih juga merupakan faktor terpenting dari dalam perkecambahan. Kurang tersedianya air pada lingkungan benih akan menyebabkan jumlah air yang diambil untuk proses perkecambahan menjadi semakin rendah atau tidak terpenuhi dan hal ini akan berpengaruh besar pada proses perkecambahan yaitu jika jumlah air yang diserap tidak mencapai kebutuhan minimum maka proses perkecambahan tidak akan terjadi. Ada batas minimum serapan air yang harus dilampaui agar perkecambahan dapat berlangsung (Salisbury 1992: 91).
Penelitian pengaruh medan listrik terhadap mikroorganisme, jaringan sel, subselular tanaman telah banyak dilakukan. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa medan magnet mempengaruhi berbagai aspek pertumbuhan seperti perkecambahan, pertumbuhan kecambah dan penambahan berat kering, pembbentukkan klorofil, jumlah daun, lama pemberian medan magnet (Prawirohartono 2004 : 4).
Biasanya fase awal perkembangan kecambah meliputi produksi sejumlah sel-baru melalui mitosis atau pembelahan inti, dilanjutkan dengan sitokinesis atau pembelahan sel,tapi kecambah yang tampak normal dapat juga dihasilkan dari biji beberapa spesies, tanpa ada mitosis atau pembelahan sel. Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel baru saja dihasilkan dari biji beberapa spesies, tanpa ada mitosis atau pembelahan sel. Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di meristem (Lakitan 2001: 73).
Secara ilmiah, bumi memiliki kuat medan listrik sebesar 0,004 – 0,007 mT. unsur atau materi yang bersifat permanen atau sementara yaitu jika berada di sekitar medan listrik maka akan mengalami termagnetisasi yang arahnya searah dengan arah medan magnet tersebut. Sebaliknya, unsur diamagnetik aka termagnetisasi berlawanan arah dengan medan listrk luar tersebut. Dormansi diklasifikasikan menjadi bermacam-macam katagori berdasarkan faktor penyebab, mekanisme dan bentuknya. Berdasarkan faktor penyebab dormansi antara lain Imposed dormancy (quiescence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan dan imate dormancy yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji dari suatu tanaman itu sendiri (Salisbuury 1995 : 154).
Dormansi secara alami terjadi dengan cara biji dorman selama musim gugur, melampaui satu musim dingin dan baru akan berkecambah kembali pada musim semi berikutnya. Dormansi karena kebutuhan biji akan suhu rendah ini dapat dipatahkan dengan perlakuan pemberian suhu rendah, dengan pemberian aerasi dan imbibisi pretreatmen skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan untuk startifikasi digunakan untuk mengatasi dormansi embrio. Skarifikasi merupakan salah satu upaya pretreatment atau perawatan awal pada benih, yang ditujukan untuk mematahkan dormansi serta mempercepat terjadinya perkecambahan biji yang seragam (Prawirihartono 2004 : 3).
Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam jenis graminae yang mempunyai batang tunggal meskipun terkadang terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotif dan lingkungan tertentu. Jagung merupakan jenis tanaman harian pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan dan dikendalikan oleh genotif, lama penyinaran dan suhu. Hasil dan bobot biomasa yang tinggi pada jagung akan diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal (Sembiring 2007: 14).
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, diantaranya adalah keberadaan medan magnet, arus listrik yang bergerak akan membentuk garis-garis medan magnet mengelilingi arus tersebut. Sifat kemagnetan dimiliki oleh setiap materi baik berupa unsur, zat, maupun senyawa. Setiap materi termasuk materi penyusun tumbuhan tersusun atas atom yang terdiri dari proton, netron, dan elektron. Gerakan elektron mengelilingi atom pada orbitalnya menimbulkan arus listrik (Agustrina 2009: 1).
Tanaman jagung merupakan tanaman yang toleran terhadap lingkungan sehingga dapat tumbuh pada daerah tropis sampai daerah tropis, 50o – 40o, suhu optimum 26,5 – 29,5o C dan pH di atas 5. agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan temperatur rata-rata antara 14 – 30o C pada daerah dengan ketinggian sekitar 2,200 dpl. dengan curah hujan sekitar 600 mm – 1200 mm per tahun yang terdistribusi rata selama musim tanam. Faktor air juga merupakan salah satu faktor pembatas untuk pertumbuhan jagung. Kebutuhan air yang terbanyak pada tanaman jagung adalah pada stadia pembungaan dan stadia pengisian biji. Jumlah radiasi surya yang diterima oleh tanaman selama fase berbunga merupakan faktor yang penting untuk menentukan jumlah biji. Bagian terbesar dari sinar surya yang jatuh ke bumi akan diserap oleh daun yang digunakan untuk fotosintesis dan transpirasi (Sembiring 2007: 21).
Pada umumnya dormansi dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu dormansi fisik dan dormansi fisiologis. Dormansi fisik disebabkan oleh pembatasan structural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masukknya air atau gas-gas kedalam biji Mekanisme fisiologis merupakan dormansi yang disebabkan oleh terjadinya hambatan dalam proses fisiologis, yaitu photodormancy, proses fisiologis dalam biji terhambat oleh keberadaan cahaya; dan immature embryo, proses fisiologis dalam biji. Mekanisme dormansi dalam biji merupakan dormansi yang mekanisme penghambatannya disebabkan oleh organ biji itu sendiri (Salisbury 1995 : 154)
Medan listrik adalah daerah di sekitar listrik yang masih dipengaruhi oleh listrik itu. Semua benda yang terbuat dari materi tertentu akan ditarik atau ditolak oleh listrik jika berada dalam medan listrik. Medan listrik bekerja bergerak dari kutub utara ke kutub selatan magnet. Sebagai organism yang tidak dapat bergerak, tumbuh kembangnya tanaman sangat dipengaruhi lingkungan disekelilingnya berupa gelombang elektromagnetik baik berupa gelombang medan listrik maupun medan listrik. Fenomena tumbuhan terhadap medan megnet menarik peneliti untuk mengkajinya lebih jauh. Perlakuan pada tumbuhan terhadap medan magnet berbeda tergantung kuat medan meagnet dan lamanya perlakuan dan umur tumbuhan (Agustrina 2009 :1).



♥♥♥
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Oktober 2010, pada pukul 10.30 - 12.30 WIB, bertempat di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah 6 buah baterai besar, 6 buah polybag, kabel sepanjang 4 meter, korek api dan selotip biasa, sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah biji Zea mays dan tanah kebun.
3.3. Cara Kerja
Diletakkan baterai yang kutubnya telah dihubungkan dengan kabel tembaga dan dibuat melintas secara melingkar pada medium tanah polybag. Pada polybag yang berisi tanah kebun ditanami 10 biji Zea mays sedalam 3 cm. Pot disiram pada hari pertama sekapasitas lapang. Dibiarkan perkecambahan terjadi seminggu, lalu diamati panjang akar dan tinggi tanaman. Hal yang sama dilakukan pada perlakuan yang tanpa menggunakan medan listrik, kemudian pot ditempatkan di rumah percobaan lalu dibandingkan dengan uji T pada kedua data tersebut.




♥♥♥
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel hasil pengamatan pengaruh medan listrik terhadap pertumbuhan tanaman :
4.1.1. Tabel Pengaruh Medan Listrik Terhadap Pertumbuhan Zea mays
Variabel Kontrol Medan Listri
1 2 3 1
Panjang Akar 9,5 12 10,2 7,5
Panjang Batang 6,7 8,2 5,4 5,6
Panjang Daun 18 19,4 16,4 17,2
Jumlah Daun 6 7 6 6
Panjang Tanaman 24,5 26,4 21,4 22,6


4.1.2. Perhitungan Uji T
1. Batang
Perlakuan 1 2 3 4 5
Medan Listrk 6,7 8,2 5,4 - -
Kontrol 5,6 - - - -

Maka :
Listrk Kontrol
Σ x1 = 20,3 Σ x1 = 5,6
Σ x2 = 412,09 Σ x2 = 31,36
X1 = 6,76 X1 = 5,6
Σ (x1 – x1) = Σ x12 - (Σ x1)2
n
= 412,09 - (20,3)2
3
= 412,09 - 137,363
= 274,727

Σ (x2 – x2) = Σ x22 - (Σ x2)2
n
= 31,36 - 31,36
3
= 31,36 - 10,45
= 20,91

S2 = 274,727 - 20,91
2 + 2
= 253,817
4
= 63,45
S = √ 2. S2 = √2. 63,45 = √126,9
n 3 3

Maka,
th = x1 – x2
S
= 6,76 - 5,6

= 1,16

= 0,89

Maka, didapat :

df = 8
tabel = 2,306
th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,89 < 2,306



2. Akar
Perlakuan 1 2 3 4 5
Medan Listrik 9,5 12 10,2 - -
Kontrol 7,5 - - - -

Maka :
Liistrik Kontrol
Σ x1 = 31,7 Σ x2 = 7,5
Σ x2 = 1004,89 Σ x2 = 56,25
X1 = 10,56 X2 = 7,5

Σ (x1 – x1) = Σ x12 - (Σ x1)2
n
= 1004,89 - 1004,89
3

= 1004,89 - 334,96
= 669,93

Σ (x2 – x2) = Σ x22 - (Σ x2)2
n
= 56,25 - 56,25
3
= 56,25 - 18,75
= 37,5

S2 = 669,93 – 37,5
2+ 2
= 632,43
4
= 159,357
S = √ 2. S2 = √2. 159,357 = √318,714
n 3 3
= 17,85

Maka,
th = x1 – x2
S
= 10,56 - 7,5
17,85
= 3,06
17,85
= 0,17

Maka, didapat :

df = 8
tabel = 2,306
th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,17 < 2,306

3. Daun
Perlakuan 1 2 3 4 5
Medan Listrik 18 19,4 16,4 - -
Kontrol 17,2 - - - -

Maka :
Listrik Kontrol
Σ x1 = 53,8 Σ x2 = 17,24
Σ x2 = 2894,44 Σ x2 = 297,22
X1 = 17,93 X2 = 17,24

Σ (x1 – x1) = Σ x12 - (Σ x1)2
n
= 2894,44 - 2894,44
3
= 2894,44 - 964,813
= 1929,627

Σ (x2 – x2) = Σ x22 - (Σ x2)2
n
= 297,22 - 297,22
3
= 297,22 - 99,07
= 198,15
S2 = 1929,627 – 198,15
2+2
= 11731,47
4
= 432,87
S = √ 2. S2 = √2. 432,87 = 865,74
n 3 3
= 29,42

Maka, th ………….???
th = x1 – x2
S
= 17,93 - 17,24
29,42
= 0,69
29,42
= 0,023

Maka, didapat :

df = 8
tabel = 2,306
th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,023 < 2,306











♥♥♥
4.2. Pembahasan
Berdasarkan kegiatan praktikum pengaruh medan listrik terhadap pertumbuhan tanaman yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa kondisi pertumbuhan pada percobaan tanaman kontrol yaitu semua biji Zea mays L. yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan pada percobaan tanaman Zea mays L. yang diberi perlakuan lilitan atau kumparan kawat berarus listrik yang bersumber dari baterai hanya didapatkan satu biji Zea mays L. yang berhasil tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa medan listrik dapat mempengaruhi pertmbuhan tanaman Zea mays L. terutama terhadap laju fotosintesis Hal ini sesuai dengan pendapat Budarsa (2007: 122) yaitu daun-daun tidak efisien dalam melakukan proses fotosintesis karena adanya paparan medan magnet yang dapat mengganggu energi foton menuju daun. Dengan demikian menyebabkan produk total fotosintat lebih sedikit dibandingkan dengan luas daun.
Hasil pengukuran akar, batang dan daun pada Zea mays L. Yang diberi perlakuan berbeda dengan kontrol menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dan laju asimilasi tanaman tersebut dipengaruhi oleh medan listrik dari aliran listrik baterai. Menurut Gardner (1991: 289) laju asimilasi bersih merupakan ukuran efisiensi daun menghasilkan bahan kering dan secara langsung dipengaruhi oleh kemampuan daun dalam menyerap radiasi matahari dan hara. Perkembangan nilai laju asimilasi bersih semakin menurun dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh kecepatan pertambahan luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan pertambahan berat kering daun. Meningkatnya luas daun yang seiring dengan bertambahnya umur tanaman tidak meningkatkan proses terjadinya fotosintesis akibat gangguan medan magnet yang terbentuk oleh aliran listrik.
Perlakuan yang diberikan pada tanaman Zea mays L. memberikan respon negatif terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Budarsa (2007: 123) yaitu medan magnet akibat arus listrik dapat mempengaruhi proses fotosintesis baik pada reaksi terang maupun pada reaksi gelap tanaman caisim. Tanaman caisim memberikan respon terhadap paparan medan tersebut. Respon yang diberikan adalah respon negatif, ditunjukkan dengan penyusutan luas daun, kandungan klorofil daun, laju asimilasi bersih serta berat kering daun. Pengurangan kandungan klorofil mempengaruhi proses fotosintesis dan akhirnya mempengaruhi pembentukan daun.
Keikutsertaan Ca yang berupa unsur hara melibatkan adanya arus lisrtik pada akar yang sangat merespon ataupun tanggap terhadapa gravitropisme atauupun gerak tumbuh akar yang menuju arah gravitasi bumi. Arus tersebut disebabkan oleh aliran ion H+ yang merupakan arus bolak balik dari pergerakkan Ca yang dapat menyababkan suatu pertumbuhan. Menurut Salisburry (1995: 117) bahwa gravitropisme adalah gerak pertumbuhan kearah atau menjauhi tarikan gravitasi bumi yang merupakan suatu contoh gravitropisme negatif dan gravitropisme positif, namun akar biasanya bersifat gravitropisme positif yang mana akar akan bergerak kearah mendekati gravitasi bumi yang terletak pada inti bumi. Akar primer umumnya lebih tegak daripada akar sekunder yang terkadang membentuk sudut hampir mendatar.
Respon tumbuhan terhadap medan listrik dapat tergantung oleh lamanya oleh perlakuan yang diberikan dan respon tumbuhan terhadap medan listrik berbeda tergantung pada kuat medan listrik dan lama perlakuan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner (1991: 289) yaitu laju asimilasi bersih merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Laju asimilasi bersih tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan dengan bertambahnya umur tanaman.
Selanjutnya Budarso (2007: 122) menambahkan bahwa nilai laju asimilasi bersih tanaman pada minggu pertama sampai dengan minggu ke dua yang dipengaruhi oleh pemberian paparan medan magnet dari arus listrik. Listrik yang memiliki suatu medan dan arus mempengaruhi pertumbuhan Zea mays dan laju asimilasi karena arus listrik dapat mempengaruhi hantaran ataupun aliran unsur hara dan mineral tanah masuk kedalam sel tumbuhan karena ion-ion yang bermuatan yang terkandung pada mineral tanah akan bergerak mendekati sumber listrik tersebut.


♥♥♥
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah dua minggu pengamatan biji-biji Zea mays yang ditanam pada medium kontrol lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan medium yang dialiri medan listrik.
2. Biji Zea mays tidak akan dapat berkecambah dan berkembang dengan baik apabila kondisi lingkungan sekitarnya seperti ketersediaan air, cahaya dan suhu yang tidak mendukung (optimal).
3. Fenomena respon tumbuhan terhadap medan listrik dapat bergantung oleh lamanya perlakuan yang diberikan, jenis dan umur suatu tumbuhan.
4. Pada saat perkecambahan suatu tanaman membutuhkan banyak air dan sedikit cahaya, sedangkan untuk pertumbuhan tanaman memerlukan air secukupnya dan cahaya yang banyak.
5. Selain faktor luar dan faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri yang menghambat pertumbuhan biji Zea mays dapat juga disebabkan karena aliran listrik memiliki tegangan dan arus yang besar yang dapat juga disebabkan karena aliran listrik memiliki tegangan dan arus yang besar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pembelahan.










♥♥♥
DAFTAR PUSTAKA


Agustrina, R dan Roniyus. 2009. Pengaruh Arah Medan Magnet Terhadap Anatomi Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.). Jurusan Biologi Fisika FMIPA Universitas Lampung. Lampung: hal 174-182.

Budarsa, dkk. 2007. Studi Paparan Medan Magnet Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Pada Pertumbuhan Sayuran Caisim (Brassacia juncea L.). Universitas Udayana. Bali: hal. 118-124.

Gardner, F.P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta: vii + 428 hlm.

Kimball, J.W. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta : hal 335-759.

Lakitan. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo. Jakarta : vii + 230 halaman.

Loveless, A. R. 1990. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. xii + 395 hlm.

Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi. Bumi Aksara : Jakarta. vii + 298 hlm.

Salisbury, F.B dan Ross,C.W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB. Bandung : xiv + 241 hlm.

Sembiring, S. 2007. Studi Karakteristik Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Hasil Three Way Cross. USU. Medan: ix + 77 hlm.

Udin, R. 2006. Rancang Bangun Rangkaian “RLC” untuk Memperkenalkan Kurva Histeresis Magnetik pada Mahasiswa Fisika dalam Mata Kuliah Listrik Magnet. Universitas Negeri Semarang. Semarang : xiii + 63 hlm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar