Minggu, 28 November 2010

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN ’Pengaruh Medan Magnet Terhadap Perkecambahan’

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI TUMBUHAN
’Pengaruh Medan Magnet Terhadap Perkecambahan’

♥♥♥♥♥


DISUSUN OLEH :

AYU ATIKA ♥

LABORATORIUM EKOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2010


♥♥♥♥♥♥♥♥
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkecambahan adalah proses awal pertumbuhan individu baru pada tanaman yang diawali dengan munculnya radikel pada testa benih. Proses perkecambahan dan pertumbuhan perkecambahan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dalam medium pertumbuhan untuk diabsorbsi dan memacu aktivitas enzim-enzim untuk metabolisma perkecambahan di dalam benih (Agustrina 2008: 344).
Perkecambahan merupakan permulaan kembali pertumbuhan embrio suatu tumbuhan di dalam biji. Pertumbuhan embrio pada biji membutuhkan suatu kondisi suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai dan persediaan oksigen yang cukup. Suatu kondisi yang cukup bagi suatu spesies mungkin belum mencukupi atau mungkin tidak sama dengan spesies lainnya, namun untuk setiap spesies harus dipenuhi tiga kondisi tersebut (Kimball 2003: 352).
Secara kemagnetan, semua bahan atau unsur yang ada di alam semesta dibedakan ke dalam bahan atau unsur yang lebih memiliki sifat kemagnetan feromagnetik, paramagnetik, atau diamagnetik, termasuk unsur-unsur hara penyusun jaringan tumbuhan dan berbagai senyawa organik di dalam sitoplasma tumbuhan. Keberadaan medan magnet di sekitarnya diduga mempengaruhi polarisasinya atau magnetisasinya. Keberadaan medan magnit di sekitar bahan/unsur yang bersifat diamagnetik akan menyebabkan bahan/unsur tersebut mengalami magnetisasi dengan arah yang berlawanan dengan medan magnit tersebut sedangkan arah magnetisasi bahan atau unsur yang bersifat feromagnetika dan paramegnetik akan searah dengan medan magnet (Agustrina 2008: 342).
Pada tumbuhan, salah satu cara membentuk keturunannya ialah secara reproduksi seksual yaitu secara penyerbukan, pembuahan yang kemudian menghasilkan zigot dan terus berkembang menjadi embrio yang diseliputi oleh endosperma dan kulit yang biasa disebut biji. Embrio akan memulai metabolismenya dengan cepat dan mulai tumbuh, hal ini disebut dengan perkecambahan. Mula-mula embrio melakukan metabolismenya menggunakan sumber nutrisi yang tersimpan di dalam endosperma. Jika bibit muda ini tumbuh ke arah cahaya, maka klorofil berkembang dan tumbuhan mulai membuat makanannya sendiri dengan fotosintesis. Endosperma seluruhnya dihabiskan dan kulit biji terlepas sehingga setiap sel tumbuhan itu berasal dari zigot (Kimball 2003: 345).
Sebagai organisme yang tidak dapat bergerak bebas, tumbuh kembangnya tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di sekelilingnya termasuk gelombang elektromagnetik baik berupa gelombang medan magnit maupun medan listrik. Fenomena respon tumbuhan terhadap medan magnit telah menarik para peneliti untuk mengkajinya lebih jauh. Pengaruh medan magnet terhadap metabolisma tumbuhan telah banyak dilakukan, namun respon tumbuhan terhadap perlakuan medan magnet berbeda tergantung pada kuat medan magnet dan lama perlakuan, jenis, dan umur tumbuhan (Agustrina 2008: 342).
Biji merupakan suatu sumber yang kaya akan vitamin tertentu, khususnya vitamin B kompleks, sedangkan asam amino bebas, gula, dan asam nukleat terdapat dalam konsentrasi rendah. Biji mengandung pengatur pertumbuhan seperti auksin, giberelin, sitokinin, dan penghambat pertumbuhan yang mempunyai fungsi penting bagi perkecambahan dan pertumbuhan semai. Biji juga harus mengandung mineral yang cukup untuk menyokong pertumbuhan semai hingga menjadi autotropik (Gardner 1991: 290-291).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh medan magnet terhadap pertumbuhan perkecambahan



♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi bagi istilah perkecambahan tergantung pada sudut pandang pendefinisiannya. Seorang analis biji mungkin menyetujuinya sebagai suatu perubahan morfologis, seperti penonjolan akar lembaga atau radikula, tetapi bagi seorang petani, perkecambahan memiliki arti sebagai munculnya suatu semai. Secara teknis, perkecambahan adalah permulaan munculnya pertumbuhan aktif yang menghasilkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai. Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis antara lain yaitu imbibisi dan absorbsi air, hidrasi jaringan, absorbsi O2, pengaktifan enzim dan pencernaan, transpor molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio, peningkatan respirasi dan asimilasi, inisiasi pembelahan dan pembesaran sel dan munculnya embrio (Gardner 1991: 291).
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sebagai organisme yang tidak dapat berpindah tempat sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, diantaranya adalah keberadaan medan magnet. Sifat kemagnetan dimiliki oleh setiap materi baik berupa unsur, zat, maupun senyawa. Setiap materi termasuk materi penyusun tumbuhan tersusun atas atom yang terdiri dari proton, netron, dan elektron. Gerakan elektron mengelilingi atom pada orbitalnya menimbulkan arus listrik. Arus listrik yang bergerak akan membentuk garis-garis medan magnet mengelilingi arus tersebut yang disebut momen dwi kutub magnet di dalam atom (Agustrina dan Roniyus 2009: 174).
Puncak imbibisi misalnya pada biji selada terjadi dalam dua jam, sedangkan puncak respirasi mulai setelah jam kedua dan mencapai puncak pertamanya pada jam ke delapan. Setelah puncak respirasi pertama, puncak respirasi kedua dimulai kira-kira pada jam ke 16 dan mencapai maksimum pada jam ke 24 atau lebih. Dua puncak tersebut ditafsirkan berhubungan berturut-turut dengan hidrolisis kimia dan sintesis. Mitosis jelas kelihatan pada jam ke 12 dan mencapai puncaknya pada jam ke 16. Ontogeni perkecambahan mengikuti dua fase metabolik yang berbeda yaitu hidrolisis secara enzimatik terhadap cadangan yang disimpan dan sintesis jaringan baru dari senyawa yang dihidrolisis, yaitu dari gula, asam amino, asam lemak dan mineral yang dibebaskan (Gardner 1991: 291).
Unsur atau materi yang bersifat ferromagnetik atau paramagnetik jika berada di sekitar medan magnet akan termagnetisasi yang arahnya searah dengan arah medan magnet tersebut. Sebaliknya, unsur diamagnetik akan termagnetisasi dengan arah yang berlawanan dengan arah medan magnet luar tersebut. Suatu observasi pada kultur tunas nilam (Pogestemon cablin Benth) yang diletakkan di atas kutub utara magnet menunjukkan adanya pembesaran diameter batang dan pertumbuhan akar adventitif pada ruas batang. Fenomena yang serupa tidak terlihat pada nilam yang tidak mendapat perlakuan medan magnet. Berdasarkan fenomena tersebut, studi ini dilakukan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan energi medan magnet untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Agustrina 2008: 344).
Pada pertumbuhan sumbu embrio, awal mula pertumbuhan akar lembaga atau radikula lebih cepat daripada pucuk lembaga atau plumula dan umumnya radikula pertama muncul dari kulit biji yang pecah. Berat kering pada pucuk melampaui berat kering akar dalam waktu beberapa hari. Berat keseluruhan semai biji mengalami kemunduran dalam waktu kira-kira 10 hari karena hilangnya respirasi. Suatu urutan pertumbuhan dengan pertumbuhan akar mendahului pucuk, tampaknya menguntungkan bagi kelangsungan hidup suatu semai (Gardner 1991: 291-292).
Arah momen dwi kutub molekul, senyawa, maupun ion-ion dalam sitoplasma tidak teratur menyebabkan gerakannya dalam sitoplasma tidak beraturan dari Fessenden dan Fessenden pada 1991. Sebagian besar molekul atau senyawa biologi bersifat diamagnetik kecuali beberapa protein ber-ion metal seperti hemoglobin, sitokrom, feritin bersifat paramagetik. Ion-ion yang termasuk unsur hara mikro seperti Fe, Co, Mn adalah ion-ion yang bersifat paramagnetik, sedangkan O2, N2, CO2, dan H2O serta organel seperti amilopas bersifat diamagnetik. Suatu hipotesis mengemukakan bahwa beberapa organel tumbuhan seperti mitokondria dan kloroplas bersifat paramagnetik (Agustrina dan Roniyus 2009: 174).
Periode dormansi merupakan suatu persyaratan bagi perkecambahan banyak biji, sebagai contoh yaitu biji buah apel yang hanya dapat berkecambah setelah masa dingin yang lama.ada bukti bahwa pencegah kimia terdapat di dalam bijinya ketika terbentuk. Pencegah ini perlahan-lahan dipecah pada suhu rendah sampai tidak lagi memadai untuk menghalangi perkecambahan ketika kondisi lainnya menjadi baik (Kimball 2003: 352).
Kuat medan magnet 0,05 s.d. 0.15 mT yang diberikan secara terus menerus selama 2 sampai 5 minggu berdasarkan penelitian pada cocor bebek diketahui mempengaruhi pertumbuhan, berat kering dan basah, luas stomata, dan kandungan klorofil b. Pada tanaman lain diketahui bahwa medan magnet memberikan pengaruh yang beragam tergantung pada jenis dan umur tanaman serta lama dan kuat medan magnet yang diberikan Respon positif terhadap perlakuan medan magnet dapat teramati pada sel sel jaringan tumbuhan yang bersifat meristematik seperti benih, kecambah, atau tanaman muda. Medan magnet diketahui dapat mempercepat perkecambahan, pertumbuhan kecambah, regenerasi dan pertumbuhan tanaman baru dari stek batang dan daun beberapa tanaman obat, pembentukan tunas dan pertumbuhan daun bawang, pertumbuhan akar kecambah jagung, Daucus carota, dan Atropa belladonna (Agustrina dan Roniyus 2009: 175).
Terdapat beberapa aktivitas hormon pertumbuhan yang dikenal, antara lain yaitu giberelin yang meningkatkan kerja enzim hidrolitik dalam pencernaan, sitokinin yang merangsang pembelahan sel menghasilkan munculnya akar lembaga dan pucuk lembaga. Perluasan awal pada koleoriza atau munculnya ujung akar terutama karena penbesaran sel. Selanjutnya adalah auksin yang meningkatkan pertumbuhan karena pembesaran koleoriza, akar lembaga dan pucuk lembaga dan aktivasi geotropi yaitu orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dari orientasi biji (Gardner 1991: 292-293).
Keberadaan medan magnet menyebabkan amiloplas dalam sitoplasma protonema Ceratodon purpureus bergerak menjauhi sumber magnetik yang akhirnya menyebabkan arah pertumbuhan protonema berbelok menuju medan magnet. Biji Vigna radiata Linn. yang dikecambahkan dengan perlakuan medan magnet yang arahnya mendekati pusat bumi menghasilkan hipokotil lebih pendek dibandingkan kontrol. Progestemon cablin Benth. yang diletakkan di atas kutub utara magnet batang dengan posisi kutub selatan dibawah kutub utara atau arah medan magnet mendekati pusat bumi, menunjukkan adanya pembesaran diameter batang dan pertumbuhan akar adventif. Gejala serupa tidak terdeteksi pada nilam yang tidak diberi perlakuan medan magnet. Sebaliknya hipokotil kecambah Vigna sp yang diberi perlakuan medan magnet dengan arah menjauhi pusat bumi mempunyai hipokotil yang lebih panjang dibandingkan kontrol (Agustrina dan Roniyus 2009: 175).





















♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 28 Oktober 2010, pada pukul 10.30 - 12.30 WIB, bertempat di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah besi magnet, kertas catatan, sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah
3.3. Cara Kerja
i








♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.1. Tabel hasil pengamatan pengaruh medan magnet terhadap pertumbuhan tanaman :
Variabel Kontrol (cm) Perlakuan Medan Magnet (cm)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Panjang akar 9,5 4,5 5 6,5 4,4 10,2 9,6 7,8 5,4 1,3
Panjang batang 44 43,5 41,4 43 33,2 43 38,2 39,1 22 6,2
Panjang daun 3,8 3,9 3,9 3,1 3,5 4,2 3,2 4,2 1,8 1
Jumlah daun 6 6 5 5 5 5 5 4 4 3
Panjang tanaman 47,5 46,5 45 44,2 37,3 46,1 40 43,3 23,9 7,4

4.1.2. Perhitungan Uji T
1. Batang
Perlakuan 1 2 3 4 5
Medan Magnet 43 38,2 39,1 22 6,2
Kontrol 44 43,5 41,4 43 33,2

Maka :
Kontrol Magnet
Σ x1 = 205,1 Σ x1 = 148,5
Σ x2 = 42.066,01 Σ x2 = 22.052,25
X1 = 41,02 X1 = 29,7
Σ (x1 – x1) = Σ x12 - (Σ x1)2
n
= 42.066,01 - 42.066,01
5

= 42.066,01 - 8.413,202
= 33.652,808

Σ (x2 – x2) = Σ x22 - (Σ x2)2
n
= 22.052,25 - 22.052,25
5
= 22.052,25 - 4410,45
= 17641,8

S2 = 33.652,808 – 17.641,8
4+ 4
= 16011,008
8
= 2001,376
S = √ 2. S2 = √2. 2001,376 = 63,28
n 5 5
= 12,656

Maka,
th = x1 – x2
S
= 41,02 - 29, 7
12,656
= 11,32
12,656
= 0,89

Maka, didapat :

df = 8
tabel = 2,306
th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,89 < 2,306


2. Akar
Perlakuan 1 2 3 4 5
Medan Magnet 10,2 9,6 7,8 5,4 1,3
Kontrol 9,5 4,5 5 6,5 4,4

Maka :
Kontrol Magnet
Σ x1 = 29,9 Σ x2 = 34,3
Σ x2 = 894,01 Σ x2 = 1176,49
X1 = 5,98 X2 = 6,86

Σ (x1 – x1) = Σ x12 - (Σ x1)2
n
= 894,01 - 894,01
5

= 894,01 - 178,802
= 715,208

Σ (x2 – x2) = Σ x22 - (Σ x2)2
n
= 1176,49 - 1176,49
5
= 1176,49 - 235,298
= 941,192

S2 = 715,208 – 941,192
4+ 4
= 225,984
8
= 28,248
S = √ 2. S2 = √2. 28,248 = 7,516
n 5 5
= 1,5

Maka,
th = x1 – x2
S
= 5,98 -6,86
1,5
= - 0,88
1,5
= -0,586

Maka, didapat :

df = 8
tabel = 2,306
th< t Tabel = Ho Diterima, karena -0,586 < 2,306

3. Daun
Perlakuan 1 2 3 4 5
Medan Magnet 4,2 3,2 4,2 1,8 1
Kontrol 3,8 3,9 3,9 3,1 3,5

Maka :
Kontrol Magnet
Σ x1 = 18,2 Σ x2 = 14,4
Σ x2 = 331,24 Σ x2 = 207,36
X1 = 3,64 X2 = 2,88

Σ (x1 – x1) = Σ x12 - (Σ x1)2
n
= 331,24 - 331,24
5
= 331,24 - 66,248
= 264,992

Σ (x2 – x2) = Σ x22 - (Σ x2)2
n
= 207,36 - 207,36
5
= 207,36 - 41,472
= 165,888
S2 = 264,992 – 165,888
4+ 4
= 99,104
8
= 12,388
S = √ 2. S2 = √2. 12,388 = 4,9775
n 5 5
= 0,9955

Maka, th ………….???
th = x1 – x2
S
= 3,64 - 2,88
0,9955
= 0,76
0,9955
= 0,7634

Maka, didapat :

df = 8
tabel = 2,306
th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,7634 < 2,306











♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari kegiatan praktikum pengaruh medan magnet terhadap pertumbuhan kacang hijau yang telah dilaksanakan, dapat dilihat dilihat bahwa kelima biji yang ditanam pada bolybag baik pada perlakuan maupun pada kontrol dapat hidup, berkecambah dan mengalami pertumbuhan akar batang dan daun. Total panjang tanaman baik pada kontrol maupun pada perlakuan masing-masing yaitu pada tanaman kontrol 1; 47,5 cm, kontrol 2; 46,5 cm, kontrol 3; 45 cm, kontrol 4; 44,2 cm, kontrol 5; 37,3 cm dan pada perlakuan 1; 46,1 cm, perlakuan 2; 40 cm, perlakuan 3; 43,3 cm, perlakuan 4; 23,9 cm, dan perlakuan 5; 7,4 cm. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat diketahui dengan jelas bahwa medan magnet mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Agustrina dan Roniyus (2009: 1-2) yaitu bahwa medan magnet memberikan pengaruh yang beragam tergantung pada jenis dan umur tanaman serta lama dan kuat medan magnet yang diberikan.
Pada hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa panjang akar, batang dan daun pada tanaman yang diberi perlakuan berbeda dengan panjang akar, batang dan daun pada tanaman kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Agustrina (2008: 1) yaitu respon positif terhadap perlakuan medan magnet dapat teramati pada sel sel jaringan tumbuhan yang bersifat meristematik seperti benih, kecambah, atau tanaman muda. Medan magnet diketahui dapat mempercepat perkecambahan, pertumbuhan kecambah, regenerasi dan pertumbuhan tanaman baru dari stek batang dan daun beberapa tanaman obat, pembentukan tunas dan pertumbuhan daun bawang, pertumbuhan akar dan batang tanaman kedelai, pertumbuhan akar kecambah jagung, Daucus carota, dan Atropa belladonna.
Selain faktor pemberian perlakuan medan magnet, ada faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai baik pada perlakuan maupun kontrol. Menurut Salisbury (1994: 193), baik pertumbuhan kacang hijau maupun kedelai dipengaruhi oleh suhu, panjang hari, varietas dan faktor-faktor lain, akibatnya terjadi keragaman dalam jumlah hari antar tahapan pertumbuhan tersebut. Faktor luar dan faktor dalam juga ikut mempengaruhi seperti tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi suatu benih, penghambatan perkecambahan benih, cahaya, temperatur, air, oksigen dan medium.
Di dalam magnet mungkin terdapat gaya elektrostatik sehingga partikel-partikel listrik yang ada di dalam tanah ikut tertarik oleh magnet, sehingga ion ion di dalam tanah yang diperlukan tanaman menjadi berkurang dan dapat mengganggu atau meningkatkan pertumbuhan tanaman. Agustarina dan Roniyus (2009: 4) menjelaskan berdasarkan penelitiannya yaitu interaksi perlakuan arah medan magnet dan lama pemarannya mempengaruhi luas stomata dan sel parenkim serta lebar sel berkas pengangkut. Luas stomata dan lebar berkas pengangkut tertinggi diuperoleh dari perlakuan arah medan magnit 180°C yang diberikan selama 4 minggu sedangkan luas sel parenkim tertinggi diperoleh dari perlakuan arah medan magnit 0°C yang diberikan selama 4 minggun. Meskipun peningkatan luas stomata dan lebar berkas peolehngangkut diperoleh dari interaksi perlakuan yang sama dan nampak terkait dengan adanya peningkatan suhu dan transpirasi pada media tanam, namun perlu kajian lebih lanjut untuk dapat menjelaskan keterkaitan diantara parameter tersebut.
Pada praktikum ini, hasil yang didapatkan dilakukan kembali perhitungan uji T. Uji T batang didapatkan th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,89 < 2,306, uji T akar didapatkan th< t Tabel = Ho Diterima, karena -0,586 < 2,306, dan uji T daun didapatkan th< t Tabel = Ho Diterima, karena 0,7634 < 2,306. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Menurut Vita (2010: 1), tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Langkah-langkah/ urutan menguji hipotesa dengan distribusi t yaitu merumuskan hipotesa, menentukan taraf nyata/ level of significance = α, menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana hipotesa nol diterima atau tidak, menentukan uji statistik (Rule of the test) dan mengambil keputusan.


♥♥♥♥♥♥♥♥♥
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Medan magnet mempengaruhi pertumbuhan biji kedelai (Glycine soja) dalam hal perkecambahan dan pertumbuhan tanaman tersebut.
2. Pengukuran kecepatan pertumbuhan Glycine soja menunjukkan pengaruh dari medan magnet yang dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan Glycine soja dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman kontrol.
3. Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
4. Selain faktor pemberian perlakuan medan magnet, ada faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai baik pada perlakuan maupun kontrol.
5. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai seperti suhu, panjang hari, varietas dan faktor-faktor lain, akibatnya terjadi keragaman dalam jumlah hari antar tahapan pertumbuhan tersebut, dan faktor luar dan faktor dalam yang ikut mempengaruhi seperti tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi suatu benih, penghambatan perkecambahan benih, cahaya, temperatur, air, oksigen dan medium.










♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
DAFTAR PUSTAKA


Agustrina, R dan Roniyus. 2009. Pengaruh Arah Medan Magnet Terhadap Anatomi Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.). Jurusan Biologi Fisika FMIPA Universitas Lampung. Lampung: hal 174-182.

Agustrina, R. 2008. Perkecambahan dan Pertumbuhan Kecambah Leguminoceae Dibawah Pengaruh Medan Magnet. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Lampung: hal 342-347.

Gardner, F.P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta: vii + 428 hlm.

Kimball, J.W. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta : 1080 hlm.

Salisbury, F.B dan Ross,C.W. 1994. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB. Bandung : xiv + 241 hlm.




by : Ayu Atika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar